Nelayan Banten Uji Coba Booster Umpan, Begini Hasilnya
Sumber Gambar :Sejumlah nelayan skala kecil di Provinsi Banten dilatih menggunakan alat tangkap ramah lingkungan, yaitu menggunakan bubu dan gillnet serta aplikasi booster umpan. Pelatihan tersebut dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten selama dua hari yakni 21-22 Agustus 2024. Hasil pelatihan itupun langsung diuji coba. "Aplikasi penggunaan booster umpan dalam one-day trip uji coba penangkapan dilakukan di perairan Teluk Banten dari nelayan Lontar dan Kubang Puji," tutur Zulkarnain dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB, Rabu 28 Agustus 2024.
Zulkarnain merupakan salah satu narasumber dalam pelatihan penggunaan alat tangkap ramah lingkungan bagi nelayan skala kecil. Ia menjelaskan alat tangkap dengan booster umpan itu untuk memikat dan mengumpulkan ikan. Sehingga ikan mudah ditangkap oleh alat tangkap yang digunakan nelayan. "Booster umpan ini bagian dari klaim Paten Booster rumpon pemikat dan pengumpul ikan dari Institut Pertanian Bogor," jelasnya. Lebih luas ia menjelaskan bahwa Booster umpan adalah inovasi teknologi alat bantu untuk memikat dan mengumpulkan ikan secara efektif.
Sebab adanya kandungan protein hewani dengan asam amino esensial yang menghasilkan bau sebagai rangsangan kimiawi yang merangsang indera penciuman dan indera perasa ikan dan kondisi. "Booster umpan terbuat dari kombinasi bahan alami seperti ikan rucah (tembang/pepetek/kapas-kapas), cumi-cumi, dan larutan pekat dari kombinasi bahan alami tersebut serta bahan penentu yang berasal dari daratan. Produk booster umpan adalah beku dengan berat minimum sebesar 250 gram," katanya. Kata dia booster umpan telah melalui uji penelitian dengan beberapa alat tangkap milik nelayan, seperti bagan apung, pancing ulur, trammel net, gillnet (rampus), perangkap krendet, mini purse seine dengan hasil signifikan dan memberikan peningkatan margin produksi hasil tangkapan dari penggunaan booster umpan terhadap kontrol antara 50 peren - 170 persen. Sementara dari hasil uji coba setelah pelatihan bersama nelayan di Banten, penangkapan dengan perendaman selama 1 jam telah memberikan kenaikan margin hasil tangkapan dengan penggunaan booster umpan terhadap kontrol sebesar 236 persen. "Hasil tangkapan yang menggunakan booster umpan terdiri dari jenis ikan tenggiri, kembung, kuro, udang putih, parang-parang dengan total 3,7 kilogram, sedangkan jaring rampus kontrol adalah ikan kuro, tenggiri, kembung, bawal putih dengan total 1,1 kilogfam," katanya.
Sementara kegiatan uji coba penangkapan pada bubu rajungan menggunakan 30 boks booster umpan beku untuk 30 bubu rajungan dan dibandingkan dengan 30 bubu rajungan tanpa booster umpan (kontrol). "Hasil uji coba penangkapan selama 12 jam perendaman telah memberikan kenaikan margin hasil tangkapan dengan penggunaan booster umpan terhadap kontrol sebesar 165 persen," ujarnya. "Hasil tangkapan yang menggunakan booster umpan terdiri dari rajungan 0,9 kilogram dan keong macan 4 kilogram, sedangkan bubu rajungan kontrol hanya mendapatkan keong macan 1,7 kilogram," kata dia menambahkan.
Iapun menyimpulkan dari hasil pelatihan dan uji coba di perairan Teluk Banten dari nelayan Lontar dan Kubang Puji itu, bahwa booster umpan membuktikan efektif memikat ikan. "Berdasarkan hasil uji coba tersebut telah membuktikan bahwa booster umpan beku efektif memikat dan mengumpulkan ikan, sehingga meningkatkan hasil tangkapan jaring rampus dan bubu rajungan. Dengan demikian kegiatan penangkapan ikan pada perikanan tangkap skala kecil membutuhkan teknologi inovasi booster umpan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan bagi nelayan," katanya