Lokakarya Rencana Desain Mekanisme Konservasi Alam dan Perikanan Lestari (Blue Halo S) di Provinsi Banten

Sumber Gambar :

Banten, Kamis, 15 Juni 2023 – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten menyelenggarakan Lokakarya Rencana Desain Mekanisme Konservasi Alam dan Perikanan Lestari (Blue Halo S) di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen stakeholder pemerintahan, Asosiasi Perikanan & Pengusaha, Universitas & Akademisi, serta Lembaga Swadaya Masyarakat & Komunitas Perikanan.

 

Acara dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Banten, Ibu Eli Susiyanti, SH, MH, MM. Dalam sambutannya, Ibu Elli menyampaikan bahwa perairan Selat Sunda memiliki potensi yang besar, seperti kekayaan alamnya yang meliputi kegiatan pariwisata, Geopark Ujung Kulon, serta pulau-pulau indah seperti Pulau Oar. Selain itu, kegiatan perikanan tangkap di perairan Selat Sunda memiliki produktivitas yang tinggi, terbukti dari hasil tangkapan ikan pelagis dan ikan teri yang menjadi ciri khas Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 572. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, masih terdapat berbagai permasalahan seperti illegal fishing, penjualan ikan di tengah laut, dan pencemaran perairan Selat Sunda.

 

Selain sambutan dari Kepala Dinas, program Blue Halo S juga dijelaskan lebih lanjut oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Bapak Ardiansyah Hasyim, yang merupakan Koordinator Pengelolaan Sumber Daya Ikan (SDI).

 

Program Blue Halo S adalah inisiatif pengelolaan konservasi sumber daya alam kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk menyeimbangkan perlindungan lingkungan dan produksi ekonomi. Dalam rangka mendukung implementasi Blue Halo S, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Konservasi Indonesia dan didukung oleh Konsorsium Abt (Aralia dan CWC) akan menyelenggarakan serangkaian kajian. Kajian-kajian tersebut mencakup analisis kebijakan, struktur industri dan pasar, lanskap pembiayaan, investasi ekonomi biru, serta kerentanan perubahan iklim, alam, dan ekosistem di WPP 572 dengan salah satu focus yaitu perairan Provinsi Banten.

 

Blue Halo S merupakan pendekatan multidimensi untuk menjaga keseimbangan antara produksi dan perlindungan sumber daya laut. Saat sumber daya laut terlindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan, manfaat ekologi akan memberikan sumber penghidupan, keadilan, dan ketahanan pangan. Program ini didukung oleh Konservasi Indonesia (KI) bersama Pemerintah Indonesia dengan dukungan dari Green Climate Fund (CF), mitra pembangunan, sektor swasta, dan akademisi. Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan perairan berkelanjutan di Indonesia, Blue Halo S berperan sebagai jembatan dalam memobilisasi sumber daya yang dibutuhkan pada tahap awal untuk mendorong pengelolaan laut yang berkelanjutan.

 

Melalui program Blue Halo S, Konservasi Indonesia (KI) mendukung Pemerintah Indonesia dengan memobilisasi pendanaan campuran sebagai salah satu solusi dalam mendukung kegiatan perikanan berkelanjutan dan konservasi perairan. Pendanaan campuran ini melibatkan kemitraan pemerintah dan non-pemerintah untuk membiayai kegiatan pembangunan yang memberikan dampak positif terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan dengan memberikan keuntungan investasi yang terjamin.

 

Melalui Hasil lokakarya tersebut kemudian akan digunakan sebagai landasan untuk penyusunan desain mekanisme konservasi alam dan perikanan lestari dalam program Blue Halo S. Kegiatan percontohan meliputi investasi dalam perlindungan dan rehabilitasi ekosistem karbon biru, dukungan untuk perluasan dan pengelolaan kawasan konservasi perairan laut, pengelolaan perikanan berkelanjutan, serta pembangunan ekonomi biru yang inklusif. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan mitigasi, adaptasi, dan ketahanan iklim di Indonesia.

 


Share this Post