Bangun Pelabuhan Perikanan di Lebak dan Pandeglang Bukti Kongkrit DKP Banten Dorong Kesejahteraan Nelayan dan Dongkrak PAD

Sumber Gambar :

Masyarakat pesisir terutama nelayan di Provinsi Banten optimis akan kesejahteraan mereka dengan kekayaan alam yang dimiliki.

Terlebih dengan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan nelayan yang terus digencarkan dalam hal ini oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten.

Maka dari itu, DKP Banten tampak terus menekan seluruh program kerja khususnya pembangunan kesejahteraan masyarakat bisa dilaksanakan dengan baik.

Bukti kongrit DKP Banten mendorong kesejahteraan nelayan dengan dibangunnya pelabuhan perikanan di dua titik yaitu di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

Dua titik tersebut sangat potensial untuk didorong sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan, bahkan bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan dibangunnya pelabuhan perikanan ini sangat bermanfaat bagi nelayan di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang dalam menunjang aktivitas penangkapan ikan.

Diketahui, pembangunan pelabuhan perikanan di Kabupaten Lebak berlokasi di Binuangen, sementara di Kabupaten Pandeglang berlokasi di Cikeusik.

Pembangunan pelabuhan perikanan di dua lokasi tersebut tentu butuh perjuangan dan proses panjang terutama adanya kerjama antara masyarakat dan pemangku kebijakan.

Pembangunan pelabuhan perikanan ini menggunakan anggaran APBD dan APBN dari tahun 2019 dan target rampung tahun 2023.

Melalui anggaran APBD dan APBN, DKP Banten mulai melakukan pembangunan pada tahun 2019 berupa penyediaan sarana dan prasarana tambat labuh yaitu diantaranya fender, bollard dan PJU Sollar Cell.

Kemudian DKP Banten melanjutkan pembangunan pelabuhan perikanan pada tahun 2020 yaitu melakukan revitalisasi tempat pelelangan ikan higienis.

 

Pada tahun 2021, keberlanjut pada pembangunan kios, pemagaran, depot es, revitalisasi docking tahap I, revitalisasi breakwater sisi kiri dan lain-lain.

Selanjutnya pada tahun 2022 dilakukan revitalisasi pabrik es, docking tahap II, drainase, pembangunan kios dan penataan jalan lingkungan dengan paving block.

Disisi lain secara khusus untuk pembangunan pelabuhan perikanan di Cikeusik pada tahun 2022 dilakukan pemasangan tetrapod dan PJU Sollar cell di breakwater sisi kiri, revitalisasi tempat pelelangan ikan higienis, revitalisasi dermaga, pembangunan tempat pembuangan sampah, pembangunan Musholla dan pembangunan breakwater sisi kanan.

Pembangunan breakwater pada sisi kanan sepanjang 496 meter dengan lebar 4 meter sebagai upaya dalam penanggulangan gelombang tinggi dan ketersediaan kolam labuh di pelabuhan perikanan di Cikeusik.

"Pelabuhan Perikanan Cikeusik direncanakan sepanjang 496 meter dengan lebar 4 meter," kata Kepala DKP Banten, Eli Susiyanti kepada media.

Untuk diketahui pembangunan breakwater tersebut dilakukan dua tahap yaitu pada tahun 2022 dan tahun 2023 ini.

Eli Susiyanti meyakini pembangunan pelabuhan perikanan ini berdampak pada pertumbuhan sektor ekonomi nelayan serta meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah atau PAD.

Sebab, dengan dibangunnnya pelabuhan perikanan oleh DKP Banten ini bermanfaat bagi nelayan dalam menunjang aktivitas penangkapan ikan yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan nelayan itu sendiri, bahkan meningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah atau PAD.

Untuk diketahui bahwa pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

"Sebagaimana dalam Permen KP Nomor 8 Tahun 2012," ucap Eli Susiyanti.

Itulah bukti kongkrit DKP Banten dorong kesejahteraan nelayan dan dongkrak PAD dengan membangun pelabuhan perikanan di Lebak dan Pandeglang.


Share this Post